Di artikel yang lalu mengenai “Apa gunanya Aku Bekerja?” sudah dibahas bahwa bekerja itu hakikatnya adalah BERSEKOLAH NAMUN DIGAJI. Di antara manfaat yang bisa kita dapatkan ketika bekerja adalah : Membangun jaringan, Membiasakan perilaku baik dan Menemukan masalah.
Dan hakikat berbisnis memang membantu masalah konsumen yang sedang kesulitan sehingga mereka mau membayar kita.
Dibawakan juga kisah pengalaman pribadi saya bahwa umumnya orang yang berkerja terlena dengan pekerjaannya sehingga tidak mau berbisnis. Tidak usah keluar dari pekerjaannya, tapi berbisnis itu harus.
PHK Merupakan Kesempatan Berbisnis
Sehingga PHK sekalipun termasuk kesulitan hidup, di sisi lain merupakan kesempatan emas agar kita bisa berbisnis. Karena kita sudah memiliki pengalaman dn bekal yang bagus yang kita dapat semasa bekerja dulu. Jaringan, perilaku yang baik, serta pengetahuan yang lebih.
Namun ada juga orang yang belum pernah bekerja. Lulus kuliah langsung berbisnis (baik karena idealisme maupun karena tidak diterima kerja di mana-mana). Atau bahkan sekolahpun tidak tinggi. SD tidak lulus. Dari kecil bantu orangtua berdagang di pasar.
Bagaimana?
Sebenarnya, kalau bisnis itu sudah dilakukan bertahun-tahun, manfaatnya tidak beda jauh dengan bekerja. Sama-sama punya jaringan. Sama-sama sudah terasah perilakunya. Dan lain-lain.
Harus selalu Belajar
Hanya saja, satu sikap yang harus dimiliki manusia baik pebisnis maupun bukan pebisnis, manusia wajib hukumnya selalu belajar. Karena dunia berkembang. Tidak bisa dia pakai cara lama untuk memecahkan masalah baru.
Dulu tidak ada internet. Orang tidak bisa membanding-bandingkan harga. Sekarang ada. Dulu cara kita membuat pelanggan kita setia ke toko kita, diajak ngegosip misalkan. Sekarang mereka mau ambil yang lebih murah, cukup pesan online. Diantar oleh ojol (ojek online).
Maka itu harus mau berubah. Dan berubah itu ada ilmunya. Harus mau belajar.
Secara umum, ada 3 hal yang harus dipelajari pebisnis pemula:
- Cara produksi
- Cara memasarkan/menjual
- Pembukuan dan keuangan
Cara produksi ini bisa kita pelajari lewat kursus. Baik berbayar maupun gratis. Kursus gratis bisa didapat di dinas UMKM, dinas Pertanian, dinas Pemuda dan Olahraga, dll tergantung jenis bisnis kita.
Namun biasanya yang boleh ikut adalah anggota paguyuban atau ormas tertentu. Bukan koncoisme, tapi dinas mau menghubungi Anda ke mana? Kan tidak dikenal. Apa benar Anda pengusaha? Jangan-jangan anaknya kepala dinas.
Kalau paguyuban dan ormas mereka kenal, dan orang-orang pun kenal. Jadi orang-orang pun maklum karena sudah sama-sama kenal orangnya memang betulan pengusaha. Dengan demikian, ikut dalam keanggotaan paguyuban, asosiasi, ormas, atau koperasi induk itu penting.
Pembinaan UMKM
Dalam rangka itulah saya pribadi ikut dalam pembentukan KOMUNITAS RESELLER INDONESIA termasuk merintis PT MAMPU dan Yayasan Lumbung sebagai badan hukum legal dalam membina UMKM. Menyelenggarakan pelatihan gratis dan berbayar.
Pelatihan produksi itu jangan hanya dianggap pelatihan bikin kue. Pelatihan kemasan yang awet. Pelatihan pengendalian hama gudang (tikus dkk). Pelatihan pengolahan limbah dll. Intinya semua kegiatan sampai produknya jadi.
Dan kalau memang harus bayar, ya bayar. Kalau mau maju ya harus berkorban. Dinas biasanya memberi pelatihan gratis itu maksudnya biar dikenalkan dengan ahlinya. Misalkan pelatihan bikin kue. Ya paling 2 resep. Kalau mau dibuatkan resep lain, tinggal hubungi orangnya. Bayar secara profesional.
Sebagai admin grup Ekonomi Umat Bogor, kami pernah mengadakan konsultasi gratis dengan Dr. Tjahja Muhandri. Peneliti IPB dengan karya paten terbanyak. Beliau pun membuat forum konsultasi gratis tiap bulan. Peserta hanya bayar snack dan makan yang dikoordinir sesama peserta. Tapi kalau sampai minta resep kuah bakso yang enak, Alhamdulillah pengusahanya tahu diri. Salah satu resep kuah baksonya dibayar Rp sekian juta.
Kok berani bayar sekian juta? Si pengusaha menggaji ahli masak (chef) dan sudah berbulan-bulan kuah baksonya biasa saja. Belum memuaskan. Jadi sekian juta itu harga yang jauh lebih murah dibanding menggaji chef berbulan-bulan.
Inilah praktik nyata dari kaidah DIMANA ADA KESULITAN, DI SITU ADA JALAN. Orang kesulitan menemukan resep kuah bakso yang murah. Murah kan bukan gratis. Bukan pula harganya langsung terjun bebas. Selama konsumen merasakan lebih untung, kita jual di harga itu.
Untuk pemasaran juga sama. Ada pelatihan marketing online. Search Engine Optimazion (bagaimana agar jika orang mencari produk kita di google, produk kita ditawarkan di halaman depan). Penentuan target konsumen. Strategi meningkatkan penjualan. Dll
Strategi meningkatkan penjualan saja ada 5 modul tersendiri. Masa iya bisa cuma dengan pelatihan gratis? Mungkin perlu sewa Villa 5 hari di puncak. Villa, makan, transportasi, dllnya kan bayar.
Walau saya pernah juga bekerja sama dengan dinas mengadakan pelatihan gratis di hotel menggunakan APBD. Pesertanya diberi uang transport. Itupun cuma bisa 2-3 hari. Belum semua materi. Kalau mau nambah 2 hari lagi… ya undang lagi secara pribadi. APBD juga kan ada batasannya.
Dan pelatihan yang paling jarang adalah masalah pembukuan dan keuangan. Saat Ini teman-teman di PT MAMPU sedang menggodoknya. Karena tanpa pembukuan dan keuangan yang rapi, usaha lambat berkembang. Ingat sumber dana modal usaha itu tiga:
- Uang sendiri
- Utang
- Uang Investor
Sulit mencari utangan apalagi investor, jika pembukuan dan keuangan belum rapi.
Oleh: Beta Sagita, S.T.P (Ketua Bidang Kewirausahaan Himpunan Alumni IPB Kab. Bogor, Pelaku UMKM Kuliner)