Jangan Rantau Terus! Iniloh Pemuda Desa yang Sukses Membuka Usaha di Desanya

Saat ini, banyak pemuda yang justru memilih meninggalkan desa kelahirannya untuk merantau di ibukota ataupun di wilayah perkotaan. Memang tidak semuanya, tetapi sebagian besar melakukan hal ini. Mereka melakukan ini bukan tanpa alasan yang jelas. Kerap kali, kondisi ekonomi di desa yang tidak begitu bagus, membuat mereka memutuskan untuk mencari rezeki di daerah perkotaan.

Ini adalah fenomena yang sudah sangat lumrah dijumpai, tetapi ini juga bisa mengancam perekonomian desa. Walaupun, para perantau itu juga akan mengirimkan hasil keringatnya ke desanya, yaitu kepada keluarganya dan hal ini akan menyebabkan roda ekonomi terus berputar, tetapi hal ini tidak dapat meningkatkan perkembangan yang signifikan terhadap desanya.

Lain cerita jika para perantau pergi mencari modal di wilayah perkotaan dan setelah mendapatkan modal yang cukup, mereka kembali ke desanya untuk membuka usaha di sana. Hal ini tentu akan memiliki dampak yang nyata terhadap pertumbuhan ekonomi desanya.

Memang memulai suatu usaha di desa bukan perkara yang mudah. Ada beberapa hal yang kerap menghambat pertumbuhan usaha di desa, yaitu akses internet, akses bahan operasional, akses jalan, dan pasar.

Dari keempat itu, memang membuat orang-orang yang ingin memulai usaha di desa menjadi berpikir dua kali. Tetapi, bagi mereka yang yakin dengan potensi usaha dari tempat asalnya, maka mereka akan tetap memperjuangkan sekuat tenaga atau semaksimal mungkin demi memajukan perekonomian desanya. Sebagai contohnya adalah beberapa orang yang ada di bawah ini.

  1. Ulus Pirmawan dari Kampung Gondok

Bertani merupakan bagaikan makanan pokok yang selalu ia makan tiap harinya, karena Ulus Pirmawan merupakan anak seorang petani. Sejak kecil, ia sudah sangat akrab dengan dunia pertanian dan ternyata kondisi itu membuatnya menjadi pengusaha sukses.

Ulus mengawali cerita kesuksesannya ketika tidak bisa melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMP, karena keterbatasan dana. Kondisi ini tidak membuat dirinya patah semangat dan ia akhirnya mengikuti jejak orang tuanya sebagai petani.

Cita-citanya sangat bagus dan memang sangat identik dengan calon pengusaha sukses, yaitu ia bercita-cita bahwa dengan produk pertanian yang dihasilkannya dapat membuat orang-orang puas.

Pada suatu ketika, Ulus berhasil panen buncis super. Buncis-buncis itu dijual hingga ke Jakarta. Bahkan dengan buncis super miliknya itu, Ulus juga sudah melakukan ekspor sejak tahun 1995. Disinilah awal tangga kesuksesan Ulus mulai terlihat dan terbukti hingga saat ini ia telah berhasil melakukan usaha di bidang ini.

Walaupun telah mendapatkan kesuksesan, ia tidak segan untuk membagikan ilmunya ke petani-petani sekitarnya. Berkat hal itu, petani-petani mengalami peningkatan pada penghasilan mereka. Kebaikan dan ketulusan Ulus akhirnya berlabuh dengan penghargaan internasional dari FAO sebagai petani teladan pada tahun 2017 lalu.

  1. Aang Permana dari Cianjur

Melihat potensi yang luas biasa dari tempat tinggalnya membuat pria ini langsung memutuskan untuk mengusahakannya. Orang ini adalah Aang Permana. Ia memulai usahanya dengan modal Rp. 500 ribu. Usaha yang dilakoninya adalah berjualan makanan ringan, yaitu Crispy Ikan Petek.

Ia melihat populasi ikan petek di Waduk Cirata yang begitu banyak sebagai tambang emas baginya dan akhirnya ia memutuskan untuk melakukan usaha tersebut. Namun, motivasi sejati sebenarnya dari Aang Permana adalah memberikan manfaat seluas-luasnya untuk masyarakat. Jadi memang ia tidak hanya berorientasi pada materi saja.

Dari modal yang hanya Rp. 500 ribu itu, saat ini ia sudah meraih omzet hingga Rp. 500 juta tiap bulannya. Pekerjanya sendiri adalah ibu-ibu yang ada di desanya. Dengan demikian, ia juga menjadi salah satu penggerak roda ekonomi di desanya.

  1. Ishak Abdul Aziz dari Desa Krangean

Sebelumnya telah disebutkan bahwa ada orang yang merantau dengan tujuan memperoleh modal untuk membangun usaha di desanya dan salah satu contoh nyatanya adalah Ishak Abdul Aziz.

Ia memutuskan kembali dari perantauan karena melihat potensi singkong yang sangat melimpah di desanya, yaitu Desa Krangean, Purbalingga. Dari sinilah ide bisnisnya muncul, yaitu ia membuat kerupuk dari singkong.

Awal mula ia menjalankan usahanya, ia sudah mampu menjual sebanyak 10 kilogram kerupuk tiap harinya. Rasanya yang nikmat dan bahkan ada pembeli yang mengatakan jika ada rasa seperti kentang pada kerupuk singkon buatan Ishak, membuat olahan singkongnya semakin laris.

Sumber : www.berdesa.com

>>> Silahkan Share artikel diatas, dengan mengklik aplikasi di bawah ini ::

Mungkin Anda Menyukai