Kisah Sukses UMKM Asal Medan Bisa Bertahan di Tengah Pandemi Bahkan Merambah ke Jakarta

Pandemi Covid-19 berdampak ke seluruh sektor perdagangan, termasuk bisnis kuliner.

Dengan kondisi yang serba tak pasti, para pelaku bisnis dituntut melakukan segala upaya untuk mempertahankan bisnisnya.

Chicken Holic, salah satu kuliner olahan daging ayam di Kota Medan, harus menyusun kembali strategi agar bisa bertahan menghadapi masa krisis saat pandemi.

Yakni, melakukan evaluasi internal dengan memperbaiki SOP perusahaan, cash flow projection, hingga perhitungan harga penjualan.

Randy Raharja selaku Chief Operating Officer Chicken Holic, menuturkan bahwa selama pandemi, Chicken Holic beralih melakukan penjualan secara online berbasis teknologi.

Salah satunya, dengan menerapkan metode pembayaran menggunakan dompet digital ShopeePay.

“Kami meyakinian bahwa saat ini penggunaan media sosial tinggi, sehingga kekuatan terbesar kami ada di online. Per hari transaksi online itu luar biasa. Saking besarnya, penjualan offline kami menjadi timpang,” ujar Randy saat wawancara eksklusif dengan Indozone bersama ShopeePay (08/04).

Ditambah dengan dukungan teknologi pembayaran ShopeePay, Chicken Holic mampu menjangkau pelanggan baru dan meningkatkan penjualan.

“Bisa jadi karena dompet digital ini, kami mendapat market, itu sangat penting untuk kami,” tambah Randy.

Tak heran, jika Chicken Holic tercatat sebagai salah satu top merchant di Kota Medan dengan jumlah transaksi yang signifikan berdasarkan data layanan dompet digital itu.

Saat ini, Chicken Holic terhitung memiliki 30 cabang di Kota Medan, dan akan segera mengembangkan bisnisnya ke ibu kota Jakarta dalam waktu dekat.

Randy saat ini dipercaya oleh para pendiri Chicken Holic untuk membawa bisnis ini ke level tertinggi, menjadi brand fast food asli Indonesia.

“Kami ingin menjadi kebanggaan Kota Medan, UMKM Kota Medan yang menginspirasi. Bisa sukses karena disiplin meski tanpa modal besar. Kami UMKM yang lahir dari sudut Kota Medan, akan go nasional ke kota besar,” ujar Randy.

Dalam menjalankan operasional bisnis Chicken Holic, Randy mengatakan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) adalah hal utama selain marketing.

“Sebetulnya the first customer Chicken Holic adalah karyawan dan crew kami. Bagaimana kami treatment mereka, karena SOP tidak akan jalan tanpa hati tulus yang menjalankannya,” tutur Randy.

Bagi anak muda yang ingin memulai bisnis, Randy menyarankan agar pelaku bisnis lebih memperhatikan produk dan value bisnisnya.

“Kebanyakan bisnis menghabiskan biaya dan waktu untuk mengenalkan produk mereka, bukan membangun komunitas, karena produknya belum dimengerti oleh masyarakat. Misalnya restoran Prancis, harus mengedukasi customer mengenai produknya, hebohnya cuma pertama kali tetapi enggak kontinu,” jelas Randy.

Sementara itu, Chicken Holic hanya menyajikan olahan ayam dengan cabai dan nasi yang sudah akrab di lidah masyarakat Indonesia, hal inilah yang membuat Chicken Holic mudah berkembang.

Sumber : www.indozone.id

>>> Silahkan Share artikel diatas, dengan mengklik aplikasi di bawah ini ::

Mungkin Anda Menyukai