Jauh sebelum ini, saya tak pernah terpikir akan mengelola bisnis kuliner. Kendati beberapa orang terdekat, telah sering kali memberi saya saran agar mengolah bakat masak yang mengalir dalam diri saya.
Setelah tak lagi berstatus karyawan dalam jangka waktu tertentu, sebenarnya saya sudah mulai terlibat bisnis dalam jaringan (online), dalam skala iseng berhadiah. Nyaris tanpa rencana matang, dan segala yang dibutuhkan tuk menggerakkan roda usaha.
Risoma
Persis sebelum Ramadhan 2020, tiba² saya membuat risol dengan cara lain. Semula hanya untuk dinikmati sendiri. Lalu saya unggah ke medsos. Ternyata beberapa kawan menanggapi positi. Mereka malah minta dibikinkan, dan mulai memesan. Setelah itu pesanan pun berdatangan silih berganti. Muncullah nama Risoma dari alam ide, sebagai merk usaha. Akun Instagram pribadi saya pun, akhirnya berubah menjadi lahan promosi
Saya yang masih menggunakan perlengkapan memasak mama di dapur, mulai keteteran. Lantaran teflon yang digunakan sudah mulai ringkih. Maka saya pun berpikir untuk menyisihkan keuntungan tuk membeli perabotan baru. Saat ini aset pertama yang saya miliki, ya teflon itu. Senang rasanya.

Hampir dua bulan sudah bisnis kuliner yang saya gerakkan, berjalan. Soal berikutnya yang saya hadapi adalah, menjaring konsumen dari luar lingkaran pertemanan. Karena itulah, saya mulai belajar teknik pemasaran dari beberapa usaha daring yang sudah lebih dulu mapan.
“Risoma“
Oleh : Desi Fatmawati
Hp : 0852 1153 4117