Mengeksekusi Strategi Bisnis Dengan Efektif

The future is now…

Beberapa waktu belakangan ini, kalimat tersebut di atas telah menjadi salah satu trending dalam banyak seminar-seminar bisnis. Walaupun terlihat simpel dan sederhana, namun kalimat tersebut  memiliki makna luas yang menggambarkan kondisi dunia saat ini, termasuk dunia bisnis.

Bak banjir bandang yang tidak dapat dihentikan, kehadiran revolusi industri 4.0 yang berbasis internet dan artificial intelligent telah menyebabkan terjadinya disrupsi signifikan terhadap dunia bisnis. Hal ini dapat menjadi sebuah peluang/kesempatan sekaligus ancaman bagi para pelaku usaha.

Effective Business Strategy Execution (Mengeksekusi Strategi Bisnis Dengan Efektif)

Mereka yang berhasil memanfaatkan peluang tersebut akan dapat bertahan bahkan sukses dalam menghadapi ancaman, sementara mereka yang gagal memanfaatkan peluang tersebut akan mengalami stagnasi bahkan kemunduran sampai kebangkrutan bisnis. Guna mengantisipasi segala kemungkinan dalam dunia bisnis di era disruptif ini, setiap pelaku bisnis, baik usaha kecil, menengah maupun besar, dituntut untuk membuat strategi yang jitu dan tepat sasaran. Dan di atas semua strategi tersebut yang paling penting adalah langkah-langkah exsekusi strategi yang efektif.

Oleh karenanya, artikel ini tidak akan membahas revolusi industri 4.0 ataupun digital disruption, namun lebih memfokuskan pada cara-cara yang efektf dalam melakukan eksekusi strategi bisnis agar dapat bertahan bahkan memenangkan persaingan. Mengapa demikian? Karena, jika kita langsung terjun menggunakan media bisnis online tanpa memiliki strategi, sama saja seperti menceburkan diri ke tengah lautan ganas tanpa pelampung.

Urgensi sebuah eksekusi yang efektif

Disrupsi yang terjadi di era Revolusi Industri 4.0 saat ini, telah menyebabkan sebuah kondisi VUCA (Volatile – Uncertain – Complexity – Ambiguity). Dimana hampir segala  hal yang berkaitan dengan bisnis menjadi sangat rentan, penuh ketidakpastian dan rumit, yang kesemuanya menyebabkan ambiguitas dalam pengambilan sebuah keputusan. Oleh karenanya, mengeksekusi strategi dengan efektif menjadi sebuah kebutuhan penting bagi organisasi bisnis. Bahkan hal tersebut (Eksekusi Strategi) menjadi salah satu topik bahasan yang hangat diperbincangkan dalam manajemen saat ini. Hingga, sebuah survei  terbaru terhadap CEO dari Conference Board mengungkapkan bahwa mayoritas CEO menaruh perhatian sangat besar terhadap eksekusi strategi, sehingga mereka menilainya sebagai masalah nomor satu dan nomor dua yang paling menantang. Bagi mereka yang terlibat dalam penyusunan strategi dan mencoba menjalankannya, temuan ini tidaklah terlalu mengejutkan: diperkirakan lebih dari 60 – 80% strategi gagal dieksekusi.

Apa itu eksekusi

Sebelum masuk kedalam pembahassan lebih lanjut, ada baiknya kita pahami dulu apa itu eksekusi. Menurut Merriam Webster Dictionary, kata Eksekusi (Execution) berasal dari bahasa Latin exsecutio yang tercatat pertama kali digunakan di abad ke 14. Kata tersebut setidaknya memiliki 5 arti, dan salah satu yang paling dekat dengan topik bahasan di sini adalah: ”tindakan atau proses dari sebuah pelaksanaan: kinerja.”

Arti yang dijelaskan di atas menjadi sangat tepat dan relevan dalam menjelaskan definisi eksekusi dalam bisnis, yaitu serangkaian aktivitas/tindakan yang dilakukan dengan kedisipilan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Setidaknya ada 5 elemen yang mempengaruhi keberhasilan eksekusi dari sebuah strategi, yaitu Vision, Value, Skills, Resource dan Strategy itu sendiri. Diadopsi dari DR. Stan Toler dan Glen Martin, kelima elemen tersebut haruslah ada agar strategi dapat dilakukan dengan efektif. Sebaliknya, ketiadaan salah satu elemen, akan membuat eksekusi strategi tidak efektif bahkan gagal.

Dari gambar di atas, jelas ditunjukkan bahwa sebuah eksekusi yang efektif mengharuskan adanya ke-lima elemen tersebut.

Jika sebuah bisnis tidak memiliki Visi, maka akan terjadi kebingungan dalam organisasi. Jika tidak memiliki nilai-nilai sebagai guidance, maka yang berlaku adalah sikap “tempuh segala cara” atau paling tidak “kompromistis.”

Jika sebuah bisnis tidak didukung oleh sumber daya yang cukup, hal yang mungkin akan terjadi adalah frustrasi. Dan jika bisnis tidak memiliki strategi itu sendiri, maka kemungkinan terbesar yang terjadi adalah kesalahan dalam memulai.

Pun demikian, seandainya pebisnis telah memiliki ke-empat elemen tersebut, eksekusi strategi tetap tidak akan behasil tanpa adanya keterampilan yang memadai, karena ketiadaan hal tersebut akan menyebabkan krisis kepercayaan. Oleh karenanya, sangatlah penting bagi setiap pelaku bisnis untuk dapat memenuhi kelima elemen effective execution tersebut.

Selain pentingnya memiliki kelima elemen tadi, pelaku bisnis juga perlu untuk memahami pendekatan-pendekatan efektif dalam meng-eksekusi sebuah strategi. Berikut ini adalah beberapa pendekatan utama yang cukup popular dalam melakukan eksesusi strategi dengan efektif:

  • Eksekusi strategi sebagai suatu proses.

Buku yang paling terkenal sampai saat ini tentang eksekusi strategiadalah Execution:  The Discipline of Getting Things Done, yang ditulis olehLarry Bossidy dan Ram Charan.Bossidy, seorang pensiunan CEO dan Charan, seorang konsultan manajemen terkenal, mendefinisikan eksekusi sebagai suatu “cara sistematis untuk mengungkap kenyataan dan bertindak berdasarkan hal tersebut.”  Mereka menjelaskan bahwa “inti dari eksekusi terletak pada tiga proses, yaitu”:

1. Orang

2. Strategi

3. Operasi

Dalam buku tersebut, Bossidy dan Charan menjelaskan proses dan deskripsi yang digunakan oleh para manajer untuk dapat berhasil mendorong kinerja bisnis.

  • Eksekusi strategi sebagai suatu sistem.

Informasi yang disajikan dalam buku Execution tentu sangat bermanfaat. Akan tetapi penulis tidak sepenuhnya menjelaskan bagaimana organisasi dapat menerapkan tiga proses inti tersebut untuk mencapai keberhasilan strategi. Sejak buku Execution diterbitkan pada 2002, telah terdapat kemajuan yang signifikan akan hal ini. Pada tahun 2008, salah seorang profesor dari Harvard Business School, Robert S. Kaplan dan koleganya David P. Norton menulis buku The Execution Premium: Linking Strategy to Operations for Competitive Advantage. 

Di dalam buku tersebut, mereka memaparkan sistem manajemen yang mencakup enam urutan langkah yang dimaksudkan untuk membantu organisasi mendapat apa yang mereka sebut sebagai “execution premium” —sebuah peningkatan terukur dalam nilai yang diperoleh dari eksekusi strategi yang berhasil. Mereka menguraikan ke-enam langkah tersebut dalam urutan sebagai berikut

  1. Kembangkan strategi
  2. Rencanakan strategi
  3. Selaraskan organisasi
  4. Rencanakan operasional
  5. Pantau dan pelajari
  6. Uji dan adaptasi

Melalui aktivitas-aktivitas yang terperinci, Kaplan dan Norton menjelaskan bagaimana organisasi berhasil menjalankan (baca: eksekusi) strategi melalui penerapan sistem manajemen mereka.

  • Eksekusi strategi sebagai proses bertahap.

Kedua model yang diuraikan secara singkat di atas adalah penting dan siapapun yang serius tentang pelaksanaan eksekusi strategi harus terbiasa dengannya.  Akan tetapi kebanyakan mereka akan menghadapi apa yang sering disebut sebagai “Devils in The Details”, yaitu keadaan dimana sebuah strategi tidak mengandung cukup detail untuk membantu pebisnis membangun tiga proses tersebut dalam organisasinya. Sebaliknya, sebuah sistem yang dikembangkan bisa mengandung begitu banyak sub langkah sehingga membuat para pebisnis kewalahan. Belum lagi, ketiadaan salah satu dari lima elemen penting dalam sebuah eksekusi yang efektif di atas.

Jadi, bagaimana kita dapat menemukan solusi yang “tepat”? Meskipun tidak ada jawaban yang mudah, pendekatan terbaik dari model-model di atas yang dapat disintesa menjadi 7 langkah berikut.

Langkah-langkah yang akan diuraikan ini hanyalah merupakan high level direction yang diperlukan untuk keberhasilan eksekusi sebuah strategi.

Langkah 1: Visualisasikan strateginya.

Salah satu tantangan terbesar pada semua eksekusi strategi adalah tidak adanya kejelasan dalam mengimplementasikannya. Cara yang efektif untuk meningkatkan hal ini adalah dengan memvisualisasikan strategi melalui ilustrasi yang menunjukkan elemen-elemen penting dari strategi dan bagaimana masing-masing berhubungan satu sama lain.

Langkah 2: Tetapkan alat ukur dan KPI  

Elemen-elemen kunci dari strategi yang divisualisasikan harus diberikan ukuran kinerja yang mudah dipahami, seperti: dashboard, Balanced Scorecard, atau kerangka kerja lainnya.

Langkah 3: Komunikasikan strategi

Sulit untuk menjalankan strategi ketika strategi itu sendiri tidak dipahami dengan baik, atau pencapaian kinerja tidak dikomunikasikan. Para pemilik bisnis harus mengkomunikasikan strategi yang divisualisasikan kepada karyawan dengan cara yang akan membantu mereka memahami tidak hanya apa yang perlu dilakukan, tetapi mengapa perlu dilakukan.

Langkah 4: Buat keputusan eksekusi.

Mengeksekusi strategi bisnis seperti berlayar dengan kapal laut menuju tujuan yang direncanakan. Besarnya gelombang dan kecepatan angin serta keadaan cuaca haruslah menjadi pertimbangan nahkoda dalam mengendalikan kapanya. Pun deikian dengan bisnis, para pemimpin atau pemilik usaha harus mampu membuat keputusan strategis yang berkelanjutan untuk menjaga agar strategi tetap berjalan dan sesuai rencana.

Langkah 5: Selaraskan peran individu

Karyawan ingin tahu bahwa mereka memberikan kontribusi yang berarti bagi kesuksesan perusahaan tempat mereka bekerja. Hal ini terpulang kepada pemilik usaha atau pemimpin senior untuk memastikan bahwa karyawan di semua tingkatan dapat mengartikulasikan dan mengevaluasi peran pribadi mereka menuju pencapaian tujuan strategis tertentu.

Langkah 6: Laporkan perkembangan

Progress yang terkait dengan eksekusi strategi perlu ditinjau setiap bulan secara teratur untuk memastikan komitmen tetap terjaga dengan menitik-beratkan pada pertanyaan apakah strategi yang dijalankan berhasil, bukan pada pengendalian kinerja.

Langkah 7: Beri penghargaan terhadap kinerja yang baik.

Salah satu cara untuk menjaga komitmen dan semangat kerja karyawan adalah dengan menerapkan sistem Reward & Punishment. Namun demikian, berdasarkan penelitian kinerja yang dilakukan oleh lembaga independen semisal DDI menunjukkan bahwa memberikan penghargaan terhadap kinerja yang baik akan lebih berdampak kepada karyawan, dibandingkan dengan memberikan sanksi atas kinerja yang buruk. Dalam hal ini pemilik bisnis perlu membuat system insentif yang menarik yang akan mendorong perilaku dan kinerja yang konsisten.

Salah satu faktor penghambat yang menyebabkan gagalnya sebuah eksekusi adalah kedisiplinan dalam menjalankan strategi yang telah ditetapkan. Hal ini terutama disebabkan oleh terpecahnya fokus para pebisnis maupun manager perusahaan yang diakibatkan oleh tugas-tugas yang bersifat rutin atau hal-hal mendesak yang datang secara tiba-tiba. Lantas, bagaimana cara menerapkan kedisiplinan dalam mengeksekusi strategy tersebut?

Permasalahan ini telah menjadi perhatian khusus para ahli managemen bisnis, terutama di bidang strategic business management. Adalah Chris McChesney, Sean Covey dan Jim Huling yang secara lugas dan detail mengupas perihal pentingnya kedisiplinan dalam melakukan sebuah eksekusi. Dalam bukunya yang berjudul The 4Disciplines of Execution, mereka “mengekstraksi” pemikiran DR. Steven R Covey, untuk kemudian diterapkan dalam aplikasi bisnis.

Dalam buku yang fenomenal tersebut, mereka menjelaskan perihal 4 disiplin yang harus dilakukan oleh pelaku bisnis maupun organisasi untuk dapat berhasil dalam melakukan eksekusi strategi dengan efektif.

Ke-empat disiplin tersebut adalah:

  1. Focus on Widely Important Goal (fokus pada tujuan yang paling penting), yaitu goal yang paling besar memberikan dampak positif bagi tercapainya ambisi/target perusahaan.
  • Act on Lead Measures (bertindak pada ukuran utama), yaitu ukuran pencapaian yang memiliki karakteristik “predictive (dapat diprediksi)” dan “influencable (berpengaruh dan dapat dipengaruhi).”
  • Keep a Compelling Scoreboard (membuat papan pencapaian yang menarik), yang simple, mudah dilihat, memiliki lead measure yang benar dan dapat menjelaskan dengan cepat posisi pencapaian, apakah positif atau perlu perbaikan.
  • Create a Cadence of Accountability (membuat irama/ritme akuntabilitas) dengan mengadakan meeting secara terencana dan berkala, baik offline maupun online, guna memonitor dan mengevalusi perkembangam.

Eksekusi strategi mungkin sulit diterapkan, terutama bagi pebisnis pemula atau manajer baru di perusahaan. Namun bukan berarti hal tersebut tidak dapat dilakukan. Bahkan sebaliknya, pemahaman dan keterampilan dalam melakukan eksekusi strategi dapat menjadi sebuah keunggulan kompetitif. 

Oleh : Agung Rusnandar (Direktur Utama PT. MAMPU)

Note : Untuk mendapatkan pemahaman dan keterampilan yang lebih dalam perihal eksekusi strategi bisnis yang efektif, anda dapat mendaftarkan diri dalam program Business Strategy Execution Coaching dengan menghubungi nomor HP/WA + 62 811 1243 077 atau +62 852 1768 1824.

Referensi:

  1. Ed Barrows on American Management Association, 2019
  2. Coaching, Optimizing for Today’s World of Work, 2017
  3. Chris McChesney, Sean Covey and Jim Huling, The4Disciplines of Execution, 2012
  4. 7 Habits of Highly Effective People, Steven R. Covey, 1989
  5. Jesse Torres, on Entrepreneur Asia Pacific, 2014
>>> Silahkan Share artikel diatas, dengan mengklik aplikasi di bawah ini ::

Mungkin Anda Menyukai